Adakah yang bisa menghitung, atau
menjawab pertanyaan, berapakan nilai anak bagi orang tuanya? Jawabannya pasti sulit.
Karena nilai anak tak bisa diukur dengan materi, tak ternilai.
Sadar atau tidak,
anak sering dianggap bernilai rendah di mata orangtua, dibanding benda-benda
ata materi yang dimiliki orang tua tersebut. Secara tidak sadar, langsung atau
tidak langsung, anak tak jarang memperoleh nilai rendah dari sebuah benda kesayangan
orang tuanya.
Misalnya, ketika si anak bermain dan secara tidak
sengaja memecahkan sebuah guci krstal kesayangan orang tuanya, maka secara
naluriah akan memecahkan perasaan anak, dan secara tidak sadar, si orang tua
lebih menghargai guci kristal, ketimbang anaknya. Bahkan kadang, nilai si anak
lebih rendah dari semangkok sayur yang
tertumpah, karena tangan kecilnya berusaha membantu ibu di dapur. Marah-marah
dengan nada tinggi, terkesan lebih menghargai semangkuk sayur ketimbang
perasaan si anak.
Atau secara reflek atau tak sadar
perasaan anak tidak penting ketimbang mobil barunya yang tergores mainan
anaknya. Orang tua lebih menyayangkan goresannya, ketimbang goresan luka di
hati sang anak.
Kini, lebih parah lagi dengan adanya
mainan baru melalui gadgetnya, atau kegemaran nonton sepakbola di televisi,
dibanding waktunya lebih banyak untuk anak-anaknya. Apalagi, mendengarkan
cerita anaknya di sekolahnya, teman-temannya, pelajarannya dan sebagainya. Tapi
ketika sang anak memegang atau menyentuh handphonenya, spontan dengan nada
tinggi sang orangtua berteriak, “ Eh jangan, nanti rusak…!”. Artinya kekhawatiran
HP rusak lebih besar dibanding kekhawatiran rusaknya perasaan sang anak.
Akhirnya muncul pertanyaan. Berapa
nilai anak bagi kita…? Nilainya adalah, sejauhmana keikhlasan kita menahan diri
hingga tidak merusak hatinya, dengan emosi merendahkan nilai kasih sayang buat
sang anak, dibanding harta kesayangannya.
Nilai anak akan terasa tinggi,
bahwa anak adalah investasi tak ternilai buat kehidupan masa datang, ketika
orang tua sudah udzur. Anaklah satu-satunya tempat tambatan hidup kelak.Tak
kalah penting, anak adalah untuk memperpanjang historis silsilah keturunan di
masa datang. Maka itu, sebagai orang tua, sudahkah menyiapkan masa depan
anaknya, agar lebih baik?. Semua tergantung program ke depan, bagi
masing-masing orangtua. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar