Laman

Rabu, 27 Januari 2016

Nangis Tengah Malam Tanpa Sebab


Sering, pasangan muda kebingungan, oleh anak balitanya yang kadang nangis di malam hari, menjelang tidur, maupun bangun tidur dan rewel di tengah malam. 

Seperti biasanya, tiap akhir pekan, anak dan cucu berkunjung dan nginap di rumah saya, kakeknya. Siang hingga sore, si kecil yang berusia 18 bulan, bermain ceria tanpa ada ganguan apapun. Termasuk makan dan minum tidak susah. Pendek kata, menjelang tidur, cucu sudah terpenuhi kebutuhan secara fisik.

Tengah malam, saat kita semua sedang lelap tidur, si kecil tiba-tiba bangun dan nangis, istilah jawanya nangis ‘kejer’. Kedua orang tuanya akhirnya terbangun, dan meneggendongnya, tapi volume nangisnya gak berkurang. Di kasih susu botol, air putih, di nina bobo tetap gak merubah intensitas menangisnya

Padahal, seperti yang difahami hampir semua ibu-ibu, anak yang bangun di tengah malam dari tidurnya dan langsung menangis, biasanya karena kehausan, lapar, terlalu kelelahan bermain, gerah, atau siang sebelumnya terlalu sering diledek (digodain) teman sebayanya. Namun solusi umum seperti itu terpatahkan oleh sikap cucu saya malam itu. Intensitas maupun volme tangisannya sama sekali tidak berkurang. Ibu dan ayahnya mulai panik, karena berbagai upaya dilakukan, tak membuahkan hasil, termasuk saya mulai khawatir.

 Lalu saya perhatikan ekspresi cucuku yang sedang menangis. Dengan wajah seperti orang ketakutan sambil melihat ke satu arah. Cucuku terus-menerus memandang ke sudut atas kamar tidurnya. Sebentar membenamkan wajahnya ke dada ibunya, sambil matanya melirik ke arah atas sudut kamar tersebut.

Sebagai seorang muslim saya pernah memperoleh pencerahan, dari seorang ustazd, bahwa untuk mengusir dari gangguan setan, setan jin, adalah dengan membacakan Surat Al Baqarah: ayat 1,2,3,4,5, ayat 163, ayat 255 (ayat Qursy, dan 3 ayat terakhir surat Al Baqarah (284, 285, 286), dibaca disambung jadi sekali bacaan. Setelah itu berdoalah: “Ya Alloh jauhkan kluarga kami dari godaan syetan yang terkutuk. Amin”.

Alhamdulillah, cucu saya berangsur tertidur di gendongan ibunya. Semua memang karena Alloh. (Bagi yang beragama kristen, kalau tidak salah/ mohon koreksi, bisa dilihat/dibaca, di http://indonesia.ucanews.com/2013/02/23/pengalaman-pengusiran-setan-tuhan-yesus-hadir/)

Rabu, 20 Januari 2016

Menyikapi Anak Senang Lempar Barang



Balita memang senang sekali sesuatu yang memiliki hubungan sebab-dan-akibat dan rasa ingin tahu tinggi. Misalnya, dengan menjatuhkan atau melempar suatu objek, akan menimbulkan suara macam-macam tergantung barang apa yang dilemparnya, tanpa di mengetahui tingkat bahayanya.

Saat dia melempar sendok, terdengarlah bunyi gemerincing, juga timbul suara lain, saat gelas jatuh membentur lantai, dan sebagainya. . Nah, eksperimen2 kecil-kecilan seperti ini sangat menakjubkan bagi seorang batita maupun balita Anda. Dari momen2 yang menurut orang dewasa gak ada artinya ini, tapi bagi balita, merupakan ‘keberhasilan’ yang membuatnya ingin mencoba lagi, dan lagi.

Jika balita melempar sesuatu, bukan berarti membangkang. Itu bisa jadi karena terjadi miskomunikasi, yang terkendala. Fahamilah, ketika si kecil berulah, Anda harus cepat tahu apa maunya, apa yang dibutuhkan. Tapi jangan lupa, sampaikan kepadanya dengan lembut tapi meyakinkan, tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilempar. Kasih contoh-contoh ringan dan sebab-akibatnya. Secara perlahan, katakan, “Tidak boleh melempar nak,” sambil gelengkan kepala Anda secara tegas dengan wajah yang serius, tapi tidak membuat takut si kecil. Bila Anda tenang dan konsisten, ia akan belajar dengan caranya kok.**

Selasa, 19 Januari 2016

Si Kecil Kok Suka Yang Dingin-Dingin


Banyak balita menyukai makanan atau minuman yang dingin-dingin, seperti es krim, air dingin, hingga susu yang ditambah es batu. Tapi, bagi anak yang suka mengunyah atau menggigit es batu, sebaiknya jangan didiamkan. Anak yang suka mengunyah es batu, adalah kebiasaan yang kurang baik. Kebiasaan ngunyah es, itu terjadi, munul karena selain mendapatkan rasa dingin-dingin segar, juga ada sensasi tersendiri ketika mendengar bunyi “kres kres’’ di mulut. Hal inilah yang membuat anak menjadi ketagihan.

Namun, sejauh ini, menurut Nidya Dwika Puteri, M. Psi, Psikolog Klinis Anak Rumah Sakit Puri Medika, Jakarta Utara, pada dasarnya, mengonsumsi minuman dan makanan yang dingin bukan termasuk perilaku buruk, sepanjang tidak ada keluhan, atau tidak memiliki alergi, karena tubuh akan menyesuaikan sendiri.

Kebiasaan anak suka mengonsumsi makanan atau minuman yang dingin, bisa bermula dari lingkungan. Orangtua, secara sadar atau tidak, memperkenalkan anak terhadap hal-hal yang baru sebagai sarana stimulasi. Misalnya, pada usia tertentu, orangtua mencoba memberikan minuman yang dingin dengan tujuan agar anak bisa mengenal soal rasa. Termasuk belajar membedakan rasa panas dan dingin, sekaligus membantu menstimulasi kemampuan sensorik (indera) anak. Jadi, mengonsumsi makanan dan minuman yang dingin tidak selalu berdampak buruk bagi anak. Asalkan semuanya diberikan dalam porsi yang wajar, tidak berlebihan. Kebiasaan orangtua yang selalu mengonsumsi makanan dan minuman yang dingin juga membuat anak mencontoh perilaku tersebut. Perlu diingat bahwa anak merupakan peniru terbaik kita. Jadi apa yang anak lihat dan dengar, itulah yang akan mereka tiru.

Sepanjang orang tua mempu membatasi dan mengontrol kebiasaan anak-anak dalam mengonsumsi makanan dan minuman dingin, sebagai stimulasi untuk perkembangan kepekaan rasa, tidak ada masalah. Dan aktivitas semacam ini dikenal dengan nama sensory play. Sensory play adalah permainan yang mendorong anak, untuk menggunakan satu indera atau lebih, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan rasa, keseimbangan dan pergerakan.*

** Food For Kids Indonesia